PIALA SUDIRMAN I - 1989
Piala Sudirman 1989 adalah kejuaraan bulu tangkis internasional untuk nomor beregu campuran, mempertandingkan nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Kejuaraan ini digelar setiap dua tahun sekali. Nama Sudirman diambil dari nama tokoh perbulutangkisan Indonesia, almarhum Dick Sudirman, salah satu pendiri PBSI dan dikenal juga sebagai bapak bulu tangkis Indonesia. Piala Sudirman tidak memperebutkan hadiah uang. Para pemain bertanding hanya untuk membela nama negara dan memperoleh poin peringkat BWF.
Piala Sudirman 1989 adalah turnamen pertama Kejuaraan Bulutangkis Beregu Campuran Dunia. Turnamen ini diadakan dari tanggal 24 Mei hingga 29 Mei 1989, di Istora Senayan Jakarta Pusat, Indonesia. Sebanyak 28 regu di seluruh dunia mengambil bagian dalam turnamen ini. Secara geografis, mereka 13 dari Eropa, 10 tim dari Asia, dua dari Amerika, dua dari Oceania dan satu dari Afrika.
Piala Sudirman adalah piala beregu seperti paial Thomas dan piala Uber, tapi campuran, laki-laki dan perempuan. Pertandingan ini dibagi 2 grup yaitu A dan B. Regu Indonesia menjadi juara grup A dan runner up regu Korea Selatan. Regu China menjadi juara grup A dan renner up regu Denmark. Di final Indonesia berhadapan dengan Korea Selatan, yang baru saja berhasil mempermalukan raksasa China di Semifinal dengan skor 3-2. Regu Indonesia di semifinal berhasil mengalahkan regu Denmark dengan skor 5-0. Stadion Istora Senayan dipenuhi ribuan pendukung fanatik Indonesia yang mengibarkan-ngibarkan bendera kecil Merah Putih.
Pertandingan Babak Final
Hasil babak akhir atau final piala Sudirman ke-1 pada tanggal 29 Mei 1989, diselenggarakan di Istana Olahraga Senayan - Jakarta, Indonesia. Regu bulutangkis Indonesia berhasil mengalahkan regu bulutangkis Korea Selatan, dengan skor : 3 - 2.
Pertanian game pertama
Eddy Hartono / Rudy Gunawan ganda putra Indonesia, berhadapan dengan Park Joo Bong / Kim Moon-soo ganda putra Korea Selatan. Eddy/Gunawan kalah setelah bertanding dengan rubber set kontra Park/Kim, dengan poin 9-15, 15-8 dan 13-15. Skor : Indonesia - Korea Selatan, 0 - 1.
Pertanian game kedua
Hj. Verawaty Fajrin / Yanti Kusmiati ganda putri Indonesia disebut juga pasangan maxi/mini, berhadapan dengan Hwang Hye-young / Chung So-young ganda putri Korea Selatan. Verawaty/Yanti kalah setelah bertanding dua set langsung kontra Hwang/Chung, dengan poin 12-15 dan 6-15. Skor : Indonesia - Korea Selatan, 0 - 2.
Pertanian game ketiga
Susi Susanti tunggal putri Indonesia, berhadapan dengan Lee Young-suk tunggal putri Korea Selatan. Susi dengan penuh kesabaran dan penuh strategi menang setelah bertanding dengan tiga set kontra Lee, dengan poin 10-12, 12-10 dan 11-0. Skor : Indonesia - Korea Selatan, 1 - 2.
Pertanian game keempat
Eddy Kurniawan tunggal putra Indonesia, berhadapan dengan Sung Han-kook tunggal putra Korea Selatan. Eddy menang setelah bertanding dua set langsung kontra Sung, dengan poin 15-4 dan 15-3. Skor : Indonesia - Korea Selatan, 2 - 2.
Pertanian game kelima
Eddy Hartono / Hj. Verawaty Fajrin ganda campuran Indonesia, dengan gemilang adu alot ketika berhadapan dengan Park Joo Bong / Chung So-young ganda campuran Korea Selatan. Eddy/Verawaty menang setelah bertanding dua set langsung kontra Park/Chung, dengan poin 18-13 dan 15-3. Skor : Indonesia - Korea Selatan, 3 - 2.
Kilasan pertandingan
Pasangan Eddy Hartono / Gunawan dalam pertandingan yang sengit dikalahkan ganda legendaris Korea Selatan, Park Joo Bong / Kim Mon Soo 9-15, 15-8 dan 13-15. Pasangan Verawaty Fajrin / Yanti Kusmiati ditaklukan Hwang Hye Young / Chung Myung Hee dua set langsung, 12-15 dan 6-15.
Di partai ketiga yang menentukan, turun bertanding pemain muda cemerlang, Susi Susanti, umurnya baru 18 tahun. Dia akan melawan Lee Young Suk 'juara All England 1989'. Masih begitu muda, tapi nasib Indonesia sudah ada di pundaknya. Sayang, set pertama Susi dikalahkan dengan angka tipis 10-12. Dan di set kedua, para pendukung Indonesia sudah putus harapan. Susi tertinggal jauh, dari 0-1, 0-5, 0-7, sampai akhirnya 2-10. Hanya tinggal 1 angka lagi. Semua penonton sudah tertunduk lesu, kita sudah kalah. Beberapa penonton terlihat sudah mulai meninggalkan tempat duduknya. Tapi sesuatu terjadi. Susi tidak menyerah, dia tidak mengendurkan semangatnya sedikitpun. Malah walaupun ini akan jadi satu angka yang terakhir, justru dia akan bertempur habis-habisan. Pemain Korea itu tidak akan menang dengan seenaknya. Walau hanya 1 angka, Susi akan menunjukkan pada dunia bahwa dia tidak pernah menyerah begitu saja. Dan pelan-pelan, angka Susi bertambah. Satu poin, demi satu poin. Penonton terheran-heran, apa yang terjadi?
Tapi angkanya terus saja bertambah, dan penonton mulai bangkit lagi harapannya dan bertepuk tangan. Perlahan-lahan muncul rasa bangga di hati mereka melihat perjuangan Susi Susanti. Mereka tahu, bahwa walaupun kalah, Susi akan menjadi juara di hati mereka, pahlawan mereka yang tidak pernah menyerah, demi Indonesia.Tapi angka Susi Susanti terus bertambah, malah makin mendekati angka Lee Young Suk. Pemain Korea itu mulai terlihat gugup, dan penonton Indonesia makin terbakar semangatnya. Apakah mungkin kali ini Susi akan menang? Dan akhirnya keajaiban pun terjadi! Susi memperkecil ketinggalan angkanya sampai akhirnya dia menyamakan kedudukan, 10-10! Dari 2-10, jadi 10-10! Benar-benar sebuah daya juang yang tiada bandingannya. Sekarang sudah tidak ada lagi yang mampu menghentikannya. Lee sudah jatuh mentalnya. Dia mungkin juga tidak habis pikir apa yang terjadi. Dengan serang-serangan yang mematikan Susi akhirnya menyudahi pertarungan dramatis itu, 12-10. Dan set ketiga Susi tidak memberikan kesempatan kepada lawannya untuk mendapatkan poin, sehingga Susi menang dengan rubber set, dengan poin 10-12, 12-10 dan 11-0. Skor regu Indonesia 1 dan regu Korea Selatan 2.
Dengan Susi Susanti menambah semangat Eddy Kurniawan untuk memenangkan pertandingan melawan Han Sung Kok, 15-4 dan 15-3. Pertandingan pada game kelima berjalan seru Verawati Fajrin/Eddy Hartono melawan Park Joo Bong/Chung So Young. Verawati berperan sebagai pengatur serangan dan Eddy Hartono berperan untuk mesmash shuttlecock. Beberapa kali terdengar suara Eddy Hartono memanggil Verawati agar siap mengambil pengembalian pasangan ganda campuran Korea Selatan pada set pertama. Akahirnya pertandingan game kelima dimenangkan pasangan ganda campuran Indonesia, 18-13 dan 15-3.
Pertandingan Babak Semifinal
Pertanian game pertama
Eddy Hartono / Rudy Gunawan ganda putra Indonesia, berhadapan dengan Jan Paulsen / Henrik Svarrer ganda putra Denmark. Eddy/Gunawan menang setelah bertanding dengan straight set kontra Jan/Henrik, dengan poin 15-2 dan 15-13. Skor : Indonesia - Denmark, 1 - 0.
Pertanian game kedua
Hj. Verawaty Fajrin / Yanti Kusmiati ganda putri Indonesia tampil gemilang ketika, berhadapan dengan Dorte Kjær / Lotte Olsen ganda putri Denmark. Verawaty/Yanti menang setelah bertanding straight set langsung kontra Dorte/Lette, dengan poin 15-11 dan 15-4. Skor : Indonesia - Denmark, 2 - 0.
Pertanian game ketiga
Eddy Kurniawan tunggal putra Indonesia, berhadapan dengan Poul-Erik Høyer Larsen tunggal putra Denmark. Eddy menang setelah bertanding straight set langsung kontra Poul, dengan poin 15-9 dan 15-10. Skor : Indonesia - Denmark, 3- 0.
Pertanian game keempat
Susi Susanti tunggal putri Indonesia, berhadapan dengan Pernille Nedergaard tunggal putri Denmark. Susi dengan penuh kesabaran dan penuh strategi menang setelah bertanding dengan straight set langsung kontra Pernille, dengan poin 11-6 dan 11-2. Skor : Indonesia - Denmark, 4 - 0.
Pertanian game kelima
Eddy Hartono / Hj. Verawaty Fajrin ganda campuran Indonesia, berhadapan dengan Jesper Knudsen / Nettie Nielsen ganda campuran Denmark. Eddy/Verawati menang setelah bertanding dengan straight set langsung kontra Jesfer/Nettir, dengan poin 15-3 dan 15-1. Skor : Indonesia - Denmark, 5 - 0.
---Amarlubai---
Hasil babak separuh akhir atau semifinal piala Sudirman ke-1 pada tanggal 28 Mei 1989, diselenggarakan di Istora Senayan - Jakarta, Indonesia. Regu bulutangkis Korea Selatan berhasil mengalahkan regu bulutangkis China, dengan skor : 3 - 2.
Pertanian game pertama
Park Joo Bong / Chung So-young ganda campuran Korea Selatan, berhadapan dengan Wang Pengren / Shi Fangjing ganda campuran China. Park/Chung menang setelah bertanding dua set langsung kontra Wang/Shi, dengan poin 15-8 dan 15-2. Skor : Korea Selatan - China, 1 - 0.
Pertanian game kedua
Lee Young-suk tunggal putri Korea Selatan, berhadapan dengan Han Aiping tunggal putri China. Lee kalah walaupun telah bermain, dengan penuh kesabaran dan penuh strategi setelah bertanding dengan tiga set kontra Han, dengan poin 12-9, 5-11 dan 0-11. Skor : Korea Selatan - China, 1 - 1.
Pertanian game ketiga
Ahn Jae-chang tunggal putra Korea Selatan, berhadapan dengan Yang Yang tunggal putra China. Ahn kalah setelah bertanding dua set langsung kontra Yang-yang, dengan poin 5-15 dan 7-15. Skor : Korea Selatan - China, 1 - 2.
Pertanian game keempat
Hwang Hye-young / Chung So-young ganda putri Korea Selatan, berhadapan dengan Lin Ying / Guan Weizhen ganda putri China. Hwang/Chung menang setelah bertanding dua set langsung kontra Lin/Guan, dengan poin 15-8 dan 15-12. Skor : Korea Selatan - China, 2 - 2.
Pertanian game kelima
Park Joo Bong / Kim Moon-soo ganda putra Korea Selatan merupakan ganda digdaya, berhadapan dengan Li Yongbo / Chen Kang ganda putra China. Park/Kim menang setelah bertanding dengan dua set kontra Li/Chen, dengan poin 15-7 dan 15-11. Skor : Korea Selatan - China, 3 - 2.
Kilasan Piala Sudirman
Piala Sudirman terbuat dari perak padat berlapis emas 22 karat. Piala ini memiliki spesifikasi terbuat dari perak padat berlapis emas 22 karat. Piala Sudirman memiliki tinggi 80 cm dan berdiri di atas alas segi delapan yang terbuat dari kayu jati terbaik. Badan cangkirnya berbentuk seperti kok, sedangkan tutupnya dirancang seperti Candi Borobudur Indonesia yang terkenal di dunia.
Gagangnya berbentuk seperti benang sari, melambangkan benih bulu tangkis. Trofi tersebut dibuat oleh Perusahaan Masterix Bandung dengan biaya US$ 15.000 saat diserahkan kepada Federasi Bulu Tangkis Internasional pada Mei 1989. Sudirman Cup pertama kali diadakan di Gelora Bung Karno Indonesia pada 24-29 Mei 1989 dengan 28 tim yang berpartisipasi. Gelaran ini sangat populer di kalangan pemain dan penggemar bulu tangkis.
Kesuksesan dapat diraih dengan; bekerja keras, keberuntungan, dan kesempatan. Perpaduan dari daya juang, semangat dan fight regu bulutangkis.
- dihimpun dari berbagai sumber via internet
- sudirman cup 1989 - Wikipedia
- detik.com
Komentar
Posting Komentar